BUDAYA VISUAL
“Penduduk didunia kini sudah biasa bergaul dendan gambar yang bagaikan santir(segala hal yg tampak dicermin) dari dunia nyata.dan tehnologi terus saja ingin menampilkan gambar yang makin menyantir dan berwibawa”.
Soedjoko,1992
Sudut pandang dalam memahami berkembangnya suatu mazhab:
Yang pertama: Mereka yang melihatnya sebagai satu fenomena historis dengan
mengamati kronologi pemikiran dan perubahan.
Yang kedua: Adalah mereka yang mengamati adanya proses mengidiologi dalam setiap
Diri.
Mazhab adalah jika didiskusikan secaraterus menerus dan diterapkan dengan wacana
intelektual secara terus-menerus.
Mazhab didukung oleh perilaku radikal penggagas utama,para pengikut dan murid dalam periode waktu yang lama.
Suatu saat Mazhab Bandung mengalami ujian berat saat dituduh sebagai ’agen Barat’ di tahun 60an,dan pada saat itu wacana kesenirupaan nasional sedang berkiblat kepada Otodidakisma dan Realisme Sosialis.Ujian yang kedua ketika para seniman membuka progam studi desain pada awal tahun 70an yang sementara itu di nilai sebagai ’seni rendah’ atau Rasionalistis.
Generasi pembuka (1920-1940an)
Konolialisme yang tengah berlangsung dibumi indonesia,adalah suatu proses budaya lain yang memaksa kaum pribumi untuk menerima progam-progam modernisasi.Termasuk didalamnya adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi,industrialisasi,dan pembangunan fisik.
Gejala awal yang melandasi sebuah mazhab pada generasi saat itu adalah:
1. Diadopsinya Rasionalisme Eropa sebagai bagian dari gerakan modernisasi dunia yang
Berkarya.(Atsitektur)
2. Mengadopsi gaya besar dunia (Neo klasik,Art deco,Bauhaus,De stijl,International
style)
3. Perkembangan tradisi akademik formal dalam kegiatan kesenirupaan.
4. Munculnya kesadaran pentingnya perpaduan antara budaya lokal (etnik) dalam
kebudayaan barat
Generasi Transisi (tahun 1940-1950an)
Figur Soemardja (seniman,pendidik,dan birokrat) inilah yang kemudian membangun kekuatan dasar nantinya,bahwa mazhab bandung hadir menjadi bagian penting dalam pencaturan kebudayaan.
Ciri-ciri mazhab bandung pada generasi berikutnya yang mulai diserap oleh kalangan pribumi adalah:
- Melanjutkan tradisi akademis bergelar untuk seniman yang terdidik diperguruan tinggi.
- Tidak fanatik pada satu gaya seni lukis dunia saja,namun dapat mengadopsi beberapa gaya,dan tidak menutup kemungkinan mengembangkan gaya ”individual”
- Seorang seniman harus memiliki wawasan sejarah yang kuat karena dia adalah makhluk kreatif yang menyerap fenomena kebudayaan dunia.
Generasi Perintisan (1950-1966)
Modernisme yang lahir dari sesuatu konsekuensi logis manyarakat nasional ,juga menciptakan seni-seni eksperimental dan juga yang tak kalah sebagai bentuk perlawanan budaya adalah proses upaya penentangannya yang tak pernah surut.
Ciri-ciri gaya dan tehnik Mazhab bandung diantaranya adalah:
1. Abstrak Geometris; yang digali dari kaidah-kaidah estetik dasar,seperti unsur
geometris.
2. Abstrak Ekspresionis yang mengekspresikan gaya abstrak melalui
torehan,tekstur,plotota cat,permainan palet dll.
- Abstrak Non Figuratif yang dikembangkan dari unsur bentukan tanah.
- Impresionistis
- Simplisiti Perfeksionis dalam berkarya.
- Realisme kerakyatan.
- Dekoratif Kubistis
Generasi Pengembang (1965-1970an)
Generasi berikutnya adalah terjadinya suatu kondisi terbentuknya atmosfir intelektualuitas di kota bandung,baik dalam bidang seni rupa,profesi desain,dunia arsitektur,pemikiran seni,pendidikan seni,gagasan kebudayaan,dan menyebar pada bidang-bidang lainnya.
Ciri-ciri dan tehnik kesenirupaan mazhab bandung generasi pengembangan,merupakan upaya penganekaan gaya generasi,pengembangan,dan bahkan beberapa pelakunya sebenarnya sama dan gaya sebelumnya juga masih hidup dalam wujud yang lebih kaya,ciri-ciri tersebut diantaranya:
1. Tekstur Kaligafis timbul dalam lukisan.
2. Keanekaan Bahan.
3. Lukisan 3 dimensional.
4. Efek 3 dimensional
5. Bersifat Strukturalis
6. Tampil cantik dan elegan
7. Multimedia
8. Simbolitis,Mistis,dan Mitologis
9. Spirit Bauhaus
Generasi Seni Kritis (1973-1980an)
Falsafah universalitas dalam berekspresi yang menjadi ciri utama mazhab bandung,kemudian mengalami kritik yang dinilai anti Modernisasi.Orientasi kebudayan nasional yang mulai mengabur,memacu seniman generasi awal mulai merangkai masa lalu.
Ciri-ciri utama generasi krisis diantaranya:
1. Demokratisasi seni.
2. Multi disiplin.
3. Terbuka terhadap aneka gaya kritis.
4. Atmosfer inovasi.
5. ”Good Design”
6. Detilisma
7. Gandrung gaya eropa dingin
8. Berpihak pada industri
9. Gandrung jatidiri
10. Kerajingan mengutak-atik
11. Bangga terhadap estetik tradisi
Generasi Yang Bebas (1986-...)
Ketika generasi mulai uzur,mazhab bandung paga generasi kritis mengalami proses pemantapan melalui berbagai terobosan alternatif berekspresi seni.
Ciri-ciri mazhab bandung generasi serba bebas,diantaranya:
1. Multikultur; berkarya dan berpikir bertitik tolak dari pelintasan aneka budaya.
2. Semangat menginternasional
3. Posmodernitas,diadopsinya trend gaya memphis dan posmodern
4. Gandrung komputer grafis]
5. Peduli lingkungan
6. Kerajingan budaya ”Hiperealitas”
7. Senirupa kritis
8. Semiotika rupa,membedah aneka bahasa
9. Seni instalasi; Tehnik dan media berekspresi yang amat bebas
10. Tumbuhnya Wirausaha seni
11. Hukum sebagai panglima
12. Mengimiliahkan seni
Penutup
Mazhab bandung dalam kurun setengah abad,hakikatnya telah mengidiologi menjadi satu wacana falsafah kemajemukan yang terjadi pada proses pendidikan proses kreasi maupun dialog keberpikiran dalam dunia kesenirupaan indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar